Marquque

Isa bin Wardah pernah ditanya :" apa keinginan tertinggi anda di dunia? ia langsung menangis kemudian berkata : "aku ingin dadaku terbuka, lalu aku akan melihat hatiku, apa pengaruhnya al- Qur'an terhadapnya?"

Kamis, 29 November 2012

Hati Yang Mati

Hati yang mati adalah hati yang tidak ada lagi kehidupan padanya. Yaitu hati yang tidak mengenal Allah, berdiri di atas syahwat dan kelezatannya, mengerjakan perkara-perkara yang dibenci Allah dan dimurkai-Nya, tidak peduli apakah Allah ridha ataukah murka, hidupnya hanya mengikuti syahwatnya semata.
 

Yaitu hati yang menyekutukan Allah, beribadah kepada selain Allah, serta cinta, takut, harap dan tawakkalnya bukan kepada Allah semata ( tapi juga kepada selain Allah ). Yaitu hati yang apabila mencintai maka ia mencintai karena hawa nafsunya, apabila membenci, maka ia membenci karena hawa nafsunya, apabila ia memberi maka ia memberi karena hawa nafsunya, dan apabila ia mencegah maka ia mencegah karena hawa nafsunya. Maka jadilah ia mengutamakan hawa nafsunya daripada keridhaan Allah Ta’ala. Hawa nafsu sebagai imamnya, syahwat sebagai pemimpinnya, kebodohan sebagai kusirnya, dan kelalaian sebagai kendaraannya. Maka jadilah ia sebagai manusia yang tujuan hidupnya hanyalah dunia yang fana. Bergaul dengan pemilik hati seperti ini adalah suatu penyakit, mendekatinya adalah racun, dan duduk bersamanya merupakan kebinasaan. (Mawaaridul Amaan, hlm 36). 

Orang – orang seperti ini tidak lagi merespon peringatan, sebagaimana Firman Allah Ta’ala : “ Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. Allah Telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka dan penglihatan mereka ditutup dan bagi mereka siksa yang amat berat.”( QS Al Baqarah : 6-7 ) والسلا م Disalin dari : Buku Manhaj Ahlus Sunnah Wal Jama’ah

KOMENTAR ANDA